Terbang… jauh… dan hilang….
Kemanakah semua itu???
Akankah terkenang dalam waktu???
Semuanya telah pergi…
Tinggalkan sakit yang terdalam
Sakit… sakit… dan sakit….
Ia tak mampu ku lukiskan dengan kanvas ukuran apapun
Hanya secawan yang mampu diungkapkan oleh pujangga
Sungguh… gelab bintang yang ia tawarkan
Menyakitiku dengan sempurna
Hingga engganku memugar hati yang telah terkubur
dan menutup hati tuk pulihkan diri
Friday, November 17, 2006
Inginku....
Mengapa kau renggut bahagiaku dengan paksa
Hingga keindahan cinta yang tertanam
Hilang bersama kepergianmu
Awal dari semua ini masih terbaca
Dan akhirnya pun masih terukir jelas
Selembar tanya itu masih terhampar
Dengan kemungkinan yang beragam
Dihari yang tepat itu
Dirimu memungutku dalam hatimu
Dan meminta bebanku berbagi denganmu
Dihari yang tepat pula…
Sebatang kehancuran itu tak lagi terelakkan
Ingin ku jauhkanmu dr egoku
Ingin ku jauhkanmu dari jengkal tangisku
Namun aku belum mampu
Kusematkan doa untukmu
Jiwa yang tulus sakitiku
Raga yang meleburkan anganku
Semoga Tuhan menyadarkanmu
Akan jalan redup yang kau lalui
Akan sesal kelam yang kau sulam @mits2006
Hingga keindahan cinta yang tertanam
Hilang bersama kepergianmu
Awal dari semua ini masih terbaca
Dan akhirnya pun masih terukir jelas
Selembar tanya itu masih terhampar
Dengan kemungkinan yang beragam
Dihari yang tepat itu
Dirimu memungutku dalam hatimu
Dan meminta bebanku berbagi denganmu
Dihari yang tepat pula…
Sebatang kehancuran itu tak lagi terelakkan
Ingin ku jauhkanmu dr egoku
Ingin ku jauhkanmu dari jengkal tangisku
Namun aku belum mampu
Kusematkan doa untukmu
Jiwa yang tulus sakitiku
Raga yang meleburkan anganku
Semoga Tuhan menyadarkanmu
Akan jalan redup yang kau lalui
Akan sesal kelam yang kau sulam @mits2006
@rsd 2004
@RSD
Matahari menulis harap
Semenjak kita berpijak dalam satu jiwa
Mungkin ku bisa bunuh keangkuhanku
Namun…ku tak mampu membunuh cintaku
Dalam diam yang menhempasku
Ku pahami dirimu turut terluka
Bahkan mungkin sangat terluka
Karena jalan itu lebih penting daripadaku
Raih mimpimu… tinggalkan aku
Walau cinta kita harus ditelantarkan
Walau dahsyatnya perih sudah menanti kita
Dan hujaman air mata kan menghiasinya
Matahari menulis harap
Semenjak kita berpijak dalam satu jiwa
Mungkin ku bisa bunuh keangkuhanku
Namun…ku tak mampu membunuh cintaku
Dalam diam yang menhempasku
Ku pahami dirimu turut terluka
Bahkan mungkin sangat terluka
Karena jalan itu lebih penting daripadaku
Raih mimpimu… tinggalkan aku
Walau cinta kita harus ditelantarkan
Walau dahsyatnya perih sudah menanti kita
Dan hujaman air mata kan menghiasinya
"lum nemu judul"
Dalam redupnya hati
Tak ada lagi selembar tangis
Tak ada lagi secuil tawa
Yang melekat hanya pekat
Buaian malam tak lagi bersahabat
Senyuman pagi tak lagi tunjukkan manjanya
Yang terasa hanya hampa dan hampa
Mampukah kusekat semua bentuk perasaan
Yang telah mengakar dalam dinding hati
Sementara mimpi yang terlukis
Telah terkoyak di penghujung rindu kita
Mampukah kutepikanmu
Jiwa yang bertahta dalam kabut jiwa
Jiwa yang menaungiku dengan asa yang keruh
Jiwa yang mebuatku tertatih dalam kepedihan
Di sisa ketegaran ini…
Tak kan kubiarkan
Sang jiwa tanpa mata menatap dunia
Tak ada lagi selembar tangis
Tak ada lagi secuil tawa
Yang melekat hanya pekat
Buaian malam tak lagi bersahabat
Senyuman pagi tak lagi tunjukkan manjanya
Yang terasa hanya hampa dan hampa
Mampukah kusekat semua bentuk perasaan
Yang telah mengakar dalam dinding hati
Sementara mimpi yang terlukis
Telah terkoyak di penghujung rindu kita
Mampukah kutepikanmu
Jiwa yang bertahta dalam kabut jiwa
Jiwa yang menaungiku dengan asa yang keruh
Jiwa yang mebuatku tertatih dalam kepedihan
Di sisa ketegaran ini…
Tak kan kubiarkan
Sang jiwa tanpa mata menatap dunia
Dia...
Dia… begitu beda…. Beda… banget…..
Sinarnya begitu nyaman… begitu teduh…
Hingga kekaguman ini terlahir
Apakah dengannya kan kusempurnakan iman???
Pesonanya mengalunkanku dalam syair pujangga yunani
Kesederhanaanya memukau setiap mata yang menatap
Kebijakannya menentramkan hati yang terkoyak
Dan kedewasaannya menjadikannya layak menjadi penopang
Dalam diam ku perhatikanmu
Dalam diam pula hatiku berkata
“apakah sisi batin kita berpijak dalam getaran yang sama”
Sinarnya begitu nyaman… begitu teduh…
Hingga kekaguman ini terlahir
Apakah dengannya kan kusempurnakan iman???
Pesonanya mengalunkanku dalam syair pujangga yunani
Kesederhanaanya memukau setiap mata yang menatap
Kebijakannya menentramkan hati yang terkoyak
Dan kedewasaannya menjadikannya layak menjadi penopang
Dalam diam ku perhatikanmu
Dalam diam pula hatiku berkata
“apakah sisi batin kita berpijak dalam getaran yang sama”
Thursday, November 16, 2006
My Room... 16/11/06
Setahun berlalu perih itu masih terasa
Entah mengapa dirimu masih nyaman dihatiku
Padahal aku enggan penjarakanmu dalam jiwaku
Dan aku nggak mau sekarat lebih lama
Kini dirimu datang lagi dihidupku…
Dengan luka-luka yang masih basah
Dan berharap ku mau teduhkanmu
seperti setahun yang lalu….
Haruskah ku gapai lagi???
Hadirku yang tak kau akui???
Lupakanmu bukan hal yang mudah
Jauh darimu bukan hal yang menyenangkan
Look at me boy…. Lukaku belum kering benar
Maafkan aku…
Meski kamu masih disini…
Namun ku belum bisa… lanjutkan cerita itu
Karena aku dah paham gimana kamu
Aku tak ingin perih itu semakin menjalar…
Dan ketika kau sembuh… justru aku yang lebih sekarat
Maafkan aku…
Meski bayangmu masih belum tergantikan yang lain
Aku ingin bahagia walau tanpamu
Jauhku bukan karena hasratku
Hanya saja… dirimu terlalu perih untuk kumiliki
Aku tak ingin menjadi karang dilaut
Yang bisa dihempas ombak semaunya
Yang selamanya diam walau ingin berontak
Namun aku bisa menjadi pasir
Yang setia kemana ombak membawaku pergi
@The Lost Boy
Entah mengapa dirimu masih nyaman dihatiku
Padahal aku enggan penjarakanmu dalam jiwaku
Dan aku nggak mau sekarat lebih lama
Kini dirimu datang lagi dihidupku…
Dengan luka-luka yang masih basah
Dan berharap ku mau teduhkanmu
seperti setahun yang lalu….
Haruskah ku gapai lagi???
Hadirku yang tak kau akui???
Lupakanmu bukan hal yang mudah
Jauh darimu bukan hal yang menyenangkan
Look at me boy…. Lukaku belum kering benar
Maafkan aku…
Meski kamu masih disini…
Namun ku belum bisa… lanjutkan cerita itu
Karena aku dah paham gimana kamu
Aku tak ingin perih itu semakin menjalar…
Dan ketika kau sembuh… justru aku yang lebih sekarat
Maafkan aku…
Meski bayangmu masih belum tergantikan yang lain
Aku ingin bahagia walau tanpamu
Jauhku bukan karena hasratku
Hanya saja… dirimu terlalu perih untuk kumiliki
Aku tak ingin menjadi karang dilaut
Yang bisa dihempas ombak semaunya
Yang selamanya diam walau ingin berontak
Namun aku bisa menjadi pasir
Yang setia kemana ombak membawaku pergi
@The Lost Boy
masih disini
Dalam lingkaran waktu yang berputar
Sejenak kita terdiam
Ketika berpijak dalam keheningan hati
Ketika tudung jiwaku bernyanyi
Hentikanlah bayangmu yang mendawaiku
Laraskan batin tuk menjauh
Kumasih disini…
Mencoba menyekat sempitnya asa
Tanpa lelah diri untuk berharap
Agar hadirmu tak lagi menjamah hidupku
Walau hanya sejenak berpaling melihatku
Biarkan ku pergi
Agar ku sanggup meretaskan asaku
Hingga tawa itu mengalir meski terluka
Hingga perihku beranjak tanpa kuminta
Biarkan ku lupakanmu
Agar rindu tak lagi terapung dalam keterasingan
Agar pahit ini tak lagi mengatubkan asa yang lain
Dan tangkai langit disini tak lagi mencucurkan perih
Sejenak kita terdiam
Ketika berpijak dalam keheningan hati
Ketika tudung jiwaku bernyanyi
Hentikanlah bayangmu yang mendawaiku
Laraskan batin tuk menjauh
Kumasih disini…
Mencoba menyekat sempitnya asa
Tanpa lelah diri untuk berharap
Agar hadirmu tak lagi menjamah hidupku
Walau hanya sejenak berpaling melihatku
Biarkan ku pergi
Agar ku sanggup meretaskan asaku
Hingga tawa itu mengalir meski terluka
Hingga perihku beranjak tanpa kuminta
Biarkan ku lupakanmu
Agar rindu tak lagi terapung dalam keterasingan
Agar pahit ini tak lagi mengatubkan asa yang lain
Dan tangkai langit disini tak lagi mencucurkan perih
Wednesday, November 15, 2006
Aku masih ingat…. Di waktu itu…..
Aku tergugu disudut kamar
Terus dan terus menyeka hujan yang mencabik di kedua mata
Hatiku bertanya… Ya Tuhan… mengapa ini sangat menyakitkan???
Mengapa dia mencurangi hatiku sedemikian perih???
Aku sadar meski air mata menghunusku
Tak kan merubah keadaan
Lihatlah…cinta… aku terkapar dalam kesendirianku
Menahan perihnya jalan yang ku daki
Mencoba terima alasan yang sempurna tuk tinggalkanku
Aku tahu dirimu juga sakit….
Tapi mengapa nggak mau bertahan???
Mengapa membiarkanku terpeluk badai sendirian???
Saat ku buka mata dan percaya pada cintamu
Mengapa dirimu menyerah pada keadaan kita???
Dimana kah keteduhan yang pernah dirimu suguhkan???
Itu tanyaku…. Pada awalnya
Dalam segala keterbatasanku….
Aku tak mampu meleraimu tuk gapai mimpimu
Sebelum kita melangkah lebih jauh….
Sebelum kita menuju jenjang yang lebih tinggi
Perlahan-lahan… akhirnya kumengerti…
Masa depan itu lebih penting…
daripada sebuah cinta yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan…
Seandainya saat itu aku jadi dirimu…
mungkin aku akan melakukan hal yang sama….
Aku tergugu disudut kamar
Terus dan terus menyeka hujan yang mencabik di kedua mata
Hatiku bertanya… Ya Tuhan… mengapa ini sangat menyakitkan???
Mengapa dia mencurangi hatiku sedemikian perih???
Aku sadar meski air mata menghunusku
Tak kan merubah keadaan
Lihatlah…cinta… aku terkapar dalam kesendirianku
Menahan perihnya jalan yang ku daki
Mencoba terima alasan yang sempurna tuk tinggalkanku
Aku tahu dirimu juga sakit….
Tapi mengapa nggak mau bertahan???
Mengapa membiarkanku terpeluk badai sendirian???
Saat ku buka mata dan percaya pada cintamu
Mengapa dirimu menyerah pada keadaan kita???
Dimana kah keteduhan yang pernah dirimu suguhkan???
Itu tanyaku…. Pada awalnya
Dalam segala keterbatasanku….
Aku tak mampu meleraimu tuk gapai mimpimu
Sebelum kita melangkah lebih jauh….
Sebelum kita menuju jenjang yang lebih tinggi
Perlahan-lahan… akhirnya kumengerti…
Masa depan itu lebih penting…
daripada sebuah cinta yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan…
Seandainya saat itu aku jadi dirimu…
mungkin aku akan melakukan hal yang sama….
@My Lost Boy……….
Goresan luka yang tak dapat kuingkari
Adalah sosok jiwa….
yang tak ada dalam gengamanku lagi
Kuhanya bisa tunjukkan pada sebuah jiwa
yang mengecupku sebelum menikamku
tak mampu ku menjabat kembali senyummu
karena disini ada kehancuran atas ego yang tak ku tunai
diantara puing-puing harap yang terkoyak
Dan aku tak ingin engkau tahu….
Terlalu sakit ketika aku bukanlah jawaban atas pertanyaanmu
Dan aku hanyalah jiwa yang kau hujat atas kegagalanmu
Itukah yang kau sebut “aku berarti bagimu???”
Itukah yang kau sebut “wanita kedua setelah mama mu???”
Namun selama aku bisa tegar… aku tetap terdiam….
Bila aku masih mencintaimu hingga kini…
Bukan berarti aku merasa nyaman dengan kepedihanku
Namun aku masih terlalu rawan
Untuk membuat orang lain berarti dihidupku
@My Lost Boy……….
Adalah sosok jiwa….
yang tak ada dalam gengamanku lagi
Kuhanya bisa tunjukkan pada sebuah jiwa
yang mengecupku sebelum menikamku
tak mampu ku menjabat kembali senyummu
karena disini ada kehancuran atas ego yang tak ku tunai
diantara puing-puing harap yang terkoyak
Dan aku tak ingin engkau tahu….
Terlalu sakit ketika aku bukanlah jawaban atas pertanyaanmu
Dan aku hanyalah jiwa yang kau hujat atas kegagalanmu
Itukah yang kau sebut “aku berarti bagimu???”
Itukah yang kau sebut “wanita kedua setelah mama mu???”
Namun selama aku bisa tegar… aku tetap terdiam….
Bila aku masih mencintaimu hingga kini…
Bukan berarti aku merasa nyaman dengan kepedihanku
Namun aku masih terlalu rawan
Untuk membuat orang lain berarti dihidupku
@My Lost Boy……….
::: Dan :::
Perbedaan itu terlalu jujur menghempasku
Dan membuatku terpuruk di jalan itu
Hingga saat ku menerima gapaianmu
Hanya karena seorang Dia…
Berjalan denganmu…
Tanpa dua cinta yang tertanam… awalnya….
Sungguh derai yang tak pernah terbayang
Dan sampai detik ini… sakit itu belum juga bener-bener sembuh
Meski setahun lalu akhir cinta itu
Aku yang dulu tenangkanmu ketika badai
Aku yang dulu teduhkanmu ketika perih itu menyayat
Aku yang dulu menopangmu agar kau berjalan tegar
Justru aku yang jadi terluka
Dan ketika kamu sembuh…
Aku semakin sekarat oleh cintaku sendiri
Hingga mata hatiku terpejam untuk cinta yang lain
Kau tak kan pernah mengerti bagaimana kepedihanku
Meski kau pijakkan langkahmu di atas altar-altar cinta
Karena ku tak ingin kau tertawakanku
Atas rasa yang belum mampu ku enyahkan dengan sempurna
Dipelupuk malam aku terjaga
Tak ada lagi selembar tawa
Atau secuil senyum yang tersisa
Bagimu semua itu udah gelap… terlalu pekat….
Namun aku masih menjadi gelap
Agar sinarmu berpijar dengan sempurna
Walau dalam kegelapan itu
Kesakitanku semakin perih
Teruntuk Lelaki yang telah menjamah hatiku
Teruntuk kaum adam yang pernah menjadikanku berarti dalam hidupnya
Kenangmu dalam doaku…..
@The Lost Boy
Dan membuatku terpuruk di jalan itu
Hingga saat ku menerima gapaianmu
Hanya karena seorang Dia…
Berjalan denganmu…
Tanpa dua cinta yang tertanam… awalnya….
Sungguh derai yang tak pernah terbayang
Dan sampai detik ini… sakit itu belum juga bener-bener sembuh
Meski setahun lalu akhir cinta itu
Aku yang dulu tenangkanmu ketika badai
Aku yang dulu teduhkanmu ketika perih itu menyayat
Aku yang dulu menopangmu agar kau berjalan tegar
Justru aku yang jadi terluka
Dan ketika kamu sembuh…
Aku semakin sekarat oleh cintaku sendiri
Hingga mata hatiku terpejam untuk cinta yang lain
Kau tak kan pernah mengerti bagaimana kepedihanku
Meski kau pijakkan langkahmu di atas altar-altar cinta
Karena ku tak ingin kau tertawakanku
Atas rasa yang belum mampu ku enyahkan dengan sempurna
Dipelupuk malam aku terjaga
Tak ada lagi selembar tawa
Atau secuil senyum yang tersisa
Bagimu semua itu udah gelap… terlalu pekat….
Namun aku masih menjadi gelap
Agar sinarmu berpijar dengan sempurna
Walau dalam kegelapan itu
Kesakitanku semakin perih
Teruntuk Lelaki yang telah menjamah hatiku
Teruntuk kaum adam yang pernah menjadikanku berarti dalam hidupnya
Kenangmu dalam doaku…..
@The Lost Boy
@2004
Lelah kurebahkan tanpa bersandar
Dengan seseorang yang pernah menopang
Sendiri… dalam riuh tawa dunia
Karena bagian jiwa melepaskan diri
Mengapa derai air mata masih membuntutiku
Menari indah bersama hujan diluar sana
Apakah hatiku yang terlalu peka?
Ataukah diriku yang terlalu bodoh?
Ketika keberadaanmu semakin jauh
Dan aku tak sanggup lagi menjangkaunya
Setiap potong luka itu masih membekas nyata
Terendap sendu dalam ruangnya
Bila kumasih tegar tuk tak tertuntun olehnya
Maka tak kan kulangkahkan hatiku menuju hatinya
Meski Ia benturkan dirinya
Bersimpuh dan bersujud dikakiku
Karena kepercayaanku tak lagi bisa utuh
Masih dan masih....
Linangan ini begitu hangat
Merasuk di tiap inci jiwaku
Mengapa diriku masih tertahan
Oleh cinta yang menikamku
Sementara diriku…
Tak ingin lagi memenjarakannya dalam hatiku
Lelah kurebahkan tanpa bersandar
Dengan seseorang yang pernah menopang
Sendiri… dalam riuh tawa dunia
Karena bagian jiwa melepaskan diri
Mengapa derai air mata masih membuntutiku
Menari indah bersama hujan diluar sana
Apakah hatiku yang terlalu peka?
Ataukah diriku yang terlalu bodoh?
Ketika keberadaanmu semakin jauh
Dan aku tak sanggup lagi menjangkaunya
Setiap potong luka itu masih membekas nyata
Terendap sendu dalam ruangnya
Bila kumasih tegar tuk tak tertuntun olehnya
Maka tak kan kulangkahkan hatiku menuju hatinya
Meski Ia benturkan dirinya
Bersimpuh dan bersujud dikakiku
Karena kepercayaanku tak lagi bisa utuh
Masih dan masih....
Linangan ini begitu hangat
Merasuk di tiap inci jiwaku
Mengapa diriku masih tertahan
Oleh cinta yang menikamku
Sementara diriku…
Tak ingin lagi memenjarakannya dalam hatiku
::: Kutuangkan kecewaku :::
Andai ku masih mampu berdiri
Tuk menyulam kepingan hati
Mungkin sayatan ini tak terlalu berpendar
Dan air mata tak lagi tercurah
Tertatih dan tertatih…
Kenyataan ini begitu semu…
Karena yang tampil hanyalah cadar
Atas luka-luka yang masih basah
Atas harap yang masih menjadi sia
Kutuangkan kecewaku
Lalu mencoba menjernihkannya
Seraya membiarkan sepasang mataku
Memandang hati yang tak layak kupandang
Agar ketegaran tak selamanya semu
Ketika pengantar jiwa tak lagi berpendar di edarnya
Apakah asamu benar-benar terhenti?
Hingga kau mengharuskanku menafikan hati
Meski tanpanya ku merasa mati
Tuk menyulam kepingan hati
Mungkin sayatan ini tak terlalu berpendar
Dan air mata tak lagi tercurah
Tertatih dan tertatih…
Kenyataan ini begitu semu…
Karena yang tampil hanyalah cadar
Atas luka-luka yang masih basah
Atas harap yang masih menjadi sia
Kutuangkan kecewaku
Lalu mencoba menjernihkannya
Seraya membiarkan sepasang mataku
Memandang hati yang tak layak kupandang
Agar ketegaran tak selamanya semu
Ketika pengantar jiwa tak lagi berpendar di edarnya
Apakah asamu benar-benar terhenti?
Hingga kau mengharuskanku menafikan hati
Meski tanpanya ku merasa mati
...my heart...
luka itu terlalu senyap...beku....pekat.....
begitu remuk...hancur berkeping-keping
menari indah dalam pelukan hujan
di sini....
Tubuh jiwa semakin terluka
ketika langkah lelah tanpa sandaran...
harap berserakan tanpa perhatian
dan dirimu masih disini...
Miliki tatapku, sadari sejenak...
sangubkah kau sakitiku lagi???
Terkapar… dengan luka-luka… atas tawa yang menari
kasih itu tentram disini....
tolong selamatkan aku...
jauhin aku....
berikan ku waktu sembuhin diri
karena pahit itu masih terasa
disini....
Setiap bait tawa ini serasa kelu
Meracun diri dlm huniannya
Meratap perih dlm buaiannya
disini...
begitu buta hati bila ku curahkan sulaman derai karenamu
lantaran kasih ini menghentakkan jantungku
menjadi duri dalam nafasku
karena kamu masih disini...
tak inginku menjadi hampa yang terang bila kau sentuh....
yang menjadikanmu cinta yang terakhir
atau cinta yang terberi tanpa akhir
aku nggak ingin.....aku ingin hidup....tolonglah aku
meski kamu bersemayam disini...my heart...
begitu remuk...hancur berkeping-keping
menari indah dalam pelukan hujan
di sini....
Tubuh jiwa semakin terluka
ketika langkah lelah tanpa sandaran...
harap berserakan tanpa perhatian
dan dirimu masih disini...
Miliki tatapku, sadari sejenak...
sangubkah kau sakitiku lagi???
Terkapar… dengan luka-luka… atas tawa yang menari
kasih itu tentram disini....
tolong selamatkan aku...
jauhin aku....
berikan ku waktu sembuhin diri
karena pahit itu masih terasa
disini....
Setiap bait tawa ini serasa kelu
Meracun diri dlm huniannya
Meratap perih dlm buaiannya
disini...
begitu buta hati bila ku curahkan sulaman derai karenamu
lantaran kasih ini menghentakkan jantungku
menjadi duri dalam nafasku
karena kamu masih disini...
tak inginku menjadi hampa yang terang bila kau sentuh....
yang menjadikanmu cinta yang terakhir
atau cinta yang terberi tanpa akhir
aku nggak ingin.....aku ingin hidup....tolonglah aku
meski kamu bersemayam disini...my heart...
@dedicated 4 …… y sesaat termiliki
Yang pernah menatapku dengan hatinya
Kini hempaskan asanya
Hingga membuatku menyalahkan diri
Dan kadangkala bersyukur
Saat ini… aku ndak kan jatuhkan pilihan!!!!
Kesedihanku pun tertawa
Menganggab sebatang kisah itu hanya kekonyolan
Sebentuk buai itu hanya sampah
Bukan kenyataan yang kekal
Lambat laun pasti pudar
Dan ku tlah buktikannya
Entah asumsiku kan luntur
atau kebeningan itu semakin memburam
Penyesalan ndak slalu termulai dari hal yang menyakitkan
Menyesal untuk sesuatu yang indah jauh menyiksa
Namun.. rasa syukurku jauh lebih indah dari itu…
Bila esok di waktu yang lebih tepat……
Kini hempaskan asanya
Hingga membuatku menyalahkan diri
Dan kadangkala bersyukur
Saat ini… aku ndak kan jatuhkan pilihan!!!!
Kesedihanku pun tertawa
Menganggab sebatang kisah itu hanya kekonyolan
Sebentuk buai itu hanya sampah
Bukan kenyataan yang kekal
Lambat laun pasti pudar
Dan ku tlah buktikannya
Entah asumsiku kan luntur
atau kebeningan itu semakin memburam
Penyesalan ndak slalu termulai dari hal yang menyakitkan
Menyesal untuk sesuatu yang indah jauh menyiksa
Namun.. rasa syukurku jauh lebih indah dari itu…
Bila esok di waktu yang lebih tepat……
Sweet Home, 2 okt 06
Kau tak kan paham kepedihanku…
Perihnya tangis y menyayat sukma
Y kau tahu hanyalah tawa
Cadar y mengatubkan sebentuk luka
Jangan coba tuk ratapi
getir temaram y kumiliki
karena aku tak ingin lemah dimatamu
Biarkan jengkal indah itu y kau tatap
Bukannya jiwa y terkoyak
Karena aku tak ingin kau tertawakanku
Perihnya tangis y menyayat sukma
Y kau tahu hanyalah tawa
Cadar y mengatubkan sebentuk luka
Jangan coba tuk ratapi
getir temaram y kumiliki
karena aku tak ingin lemah dimatamu
Biarkan jengkal indah itu y kau tatap
Bukannya jiwa y terkoyak
Karena aku tak ingin kau tertawakanku
Repihan mimpi
aku terdampar disini
disudut bumi
menunggu terang kalahkan gelap
menunggu sinar enyahkan hujan
tuk meruntuhkan keterjalan ini
agar kutemukan jalan tuk pulang
seharusnya aku benar-benar bahagia disini...
ketika kamu mendapat yang kau ingin
tersentuh jiwa lain yang mungkin lebih baik dariku
seharusnya aku tersenyum tulus
tanpa ada luka yang harus kututupi
bukan terus dan terus menata hati
dikedalaman hati yang tak mampu ku ukur
di sela-sela tawa yang masih kupertanyakan
Namun aku nggak bisa berdusta dengan nuraniku
ketika hangatnya perih, bekunya sakit, dinginnya sesak itu menjalar
dan remukkanku
aku tahu, aku harus bertahan
dan tersenyum melihatmu tersentuh yang lain
Biarkan waktu menautkan lebih dekat
atau justru menyekat repihan mimpiku
Dan semua berjalan seperti adanya………….@The Lost Boy....
disudut bumi
menunggu terang kalahkan gelap
menunggu sinar enyahkan hujan
tuk meruntuhkan keterjalan ini
agar kutemukan jalan tuk pulang
seharusnya aku benar-benar bahagia disini...
ketika kamu mendapat yang kau ingin
tersentuh jiwa lain yang mungkin lebih baik dariku
seharusnya aku tersenyum tulus
tanpa ada luka yang harus kututupi
bukan terus dan terus menata hati
dikedalaman hati yang tak mampu ku ukur
di sela-sela tawa yang masih kupertanyakan
Namun aku nggak bisa berdusta dengan nuraniku
ketika hangatnya perih, bekunya sakit, dinginnya sesak itu menjalar
dan remukkanku
aku tahu, aku harus bertahan
dan tersenyum melihatmu tersentuh yang lain
Biarkan waktu menautkan lebih dekat
atau justru menyekat repihan mimpiku
Dan semua berjalan seperti adanya………….@The Lost Boy....
<<< kerasnya hati >>>
ketika sunyi memekakkan kemenangannya
mampukah dirimu terjemahkan
setiap tetes tatapanan ini
atas guliran luka yang tak kan pernah kau obati lagi
begitu kerasnya sebentuk hati
yang mencinta tanpa lelah
meski perih itu
menghujam ke seluruh nadi
asaku bukan mengharap kau kembali
bukan pula memintamu serahkan hati padaku
hanya saja... belum ada y mampu gantikanmu
hingga sampai disini... ku takut memulai lagi...
mampukah dirimu terjemahkan
setiap tetes tatapanan ini
atas guliran luka yang tak kan pernah kau obati lagi
begitu kerasnya sebentuk hati
yang mencinta tanpa lelah
meski perih itu
menghujam ke seluruh nadi
asaku bukan mengharap kau kembali
bukan pula memintamu serahkan hati padaku
hanya saja... belum ada y mampu gantikanmu
hingga sampai disini... ku takut memulai lagi...
Funeral Dream
i was lost in the lonely funeral
to put down one's foot
this pain make me fall in ur grass n regret coz all of this
i didn't come here to cry
i didn.t come here to breaking down
i just want to see ur cemetery for the last time
until i reach the things that i looking for
in this tombstone i was write ur name
don't u ever think that i'll be surrender
coz i can't do the things that i should do
coz i can't say the truth
Someday, i believe there is stairway to the heaven
n u will smile coz my happiness
to put down one's foot
this pain make me fall in ur grass n regret coz all of this
i didn't come here to cry
i didn.t come here to breaking down
i just want to see ur cemetery for the last time
until i reach the things that i looking for
in this tombstone i was write ur name
don't u ever think that i'll be surrender
coz i can't do the things that i should do
coz i can't say the truth
Someday, i believe there is stairway to the heaven
n u will smile coz my happiness
Tuesday, November 14, 2006
::: tanpa mata :::
Yang mengajariku tuk percaya sebuah kejujuran
ternyata menikamku dengan perlahan...
seperti berjalan tanpa mata...
Mimpi itu hny sekejab menghampiriku
setelah dibuaina ia menghilang
begitu setia tatapana...
hanya untuk menungguku terjatuh....
begitu tulus...
membawaku dalam kehancuran yang tak ku mengerti
Aku berdiri sendiri tanpa jiwa yang menopangku lagi...
tetap tersenyum walau terluka
mungkin benar... aku terlalu perih untuk bisa bersamana
ku kemasi rajutan asa, namun bukan apa yang telah kuberikan...
aku tulus tanpa berharap jabatan hangat menggapaiku kembali
tanpa menuntut ia menuntun hidupku
aku yakin... jw indah itu akan bersamaku
dan memnungutku ke hatina yg terdalam
di waktu yang lebih tepat dan Tuhan... sangat menyayangiku
mungkin Ia ndak rela aku bersama dgn org yang mampu menyakitiku...
ato ini semua hanya perpisahan sementara
bukankah cinta itu perlu ujian???
Wahai kau cinta... tertawalah krn kau tlh membawaku dlm kehancuran...
sebuah harap yang pernah kau yakinkan
makasih tuk semua yah......
I'll be fine...
meski luka aku tunai ku merajam jiwaku Aku... bukanlah hampa...yang terang bila kau sentuhhhh
u'r ya
ternyata menikamku dengan perlahan...
seperti berjalan tanpa mata...
Mimpi itu hny sekejab menghampiriku
setelah dibuaina ia menghilang
begitu setia tatapana...
hanya untuk menungguku terjatuh....
begitu tulus...
membawaku dalam kehancuran yang tak ku mengerti
Aku berdiri sendiri tanpa jiwa yang menopangku lagi...
tetap tersenyum walau terluka
mungkin benar... aku terlalu perih untuk bisa bersamana
ku kemasi rajutan asa, namun bukan apa yang telah kuberikan...
aku tulus tanpa berharap jabatan hangat menggapaiku kembali
tanpa menuntut ia menuntun hidupku
aku yakin... jw indah itu akan bersamaku
dan memnungutku ke hatina yg terdalam
di waktu yang lebih tepat dan Tuhan... sangat menyayangiku
mungkin Ia ndak rela aku bersama dgn org yang mampu menyakitiku...
ato ini semua hanya perpisahan sementara
bukankah cinta itu perlu ujian???
Wahai kau cinta... tertawalah krn kau tlh membawaku dlm kehancuran...
sebuah harap yang pernah kau yakinkan
makasih tuk semua yah......
I'll be fine...
meski luka aku tunai ku merajam jiwaku Aku... bukanlah hampa...yang terang bila kau sentuhhhh
u'r ya
Monday, November 13, 2006
::: Dua Tahun Lebih Berlalu :::
@13 ApriL
Dirimu lelaki terhebat yang pernah tundukkanku…
Mengapa keberadaanmu terlalu jauh dalam hatiku
Hingga ku tak mampu lepaskanmu dari perangkap khayalku
Hingga cintaku tak sanggup menyenyuhmu dengan erat
Hingga kasihku tak mampu milikimu
Ijinkan kuretaskan kepenatanku
Dengan kebahagiaan yang pernah kau beri
Dan maafkan aku bila asaku masih untukmu
Bukan karena tak ada orang lain yang bisa ku sayangi
Namun… kuhanya ingin sandarkan hatiku di jiwamu
Dua tahun lebih berlalu….
Bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah penantian
bibirku masih terbungkam… sembunyikan harapku
sungguh pesonamu membuatku tak mampu berpindah ke lain hati….
Meski kau tak lagi disini….
Dua tahun lebih berlalu…..
Memang waktu yang unik….
Ketika hari-hariku penuh dengan bayanganmu….
Ketika diary kecilku penuh dengan tentangmu
Meski kita jauh… dan hanya sesekali kutahu kabarmu
Dan dari dua tahun lebih itu…
Kau telah ajarkanku banyak hal…
Tanpa kau sadari…
Seperti dalamnya cintaku yang tak pernah kau mengerti….
Seperti kerinduanku yang mungkin tak berujung
Mungkinkah kau kan berbesar hati
Telah dijadikan cinta pertama bagi seorang wanita
Cinta pertama yang mengajarkanku belajar menjadi pujangga
Yang menarikan pena nya bersama tangis perih…..
selama bertahun-tahun….
Dirimu lelaki terhebat yang pernah tundukkanku…
Mengapa keberadaanmu terlalu jauh dalam hatiku
Hingga ku tak mampu lepaskanmu dari perangkap khayalku
Hingga cintaku tak sanggup menyenyuhmu dengan erat
Hingga kasihku tak mampu milikimu
Ijinkan kuretaskan kepenatanku
Dengan kebahagiaan yang pernah kau beri
Dan maafkan aku bila asaku masih untukmu
Bukan karena tak ada orang lain yang bisa ku sayangi
Namun… kuhanya ingin sandarkan hatiku di jiwamu
Dua tahun lebih berlalu….
Bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah penantian
bibirku masih terbungkam… sembunyikan harapku
sungguh pesonamu membuatku tak mampu berpindah ke lain hati….
Meski kau tak lagi disini….
Dua tahun lebih berlalu…..
Memang waktu yang unik….
Ketika hari-hariku penuh dengan bayanganmu….
Ketika diary kecilku penuh dengan tentangmu
Meski kita jauh… dan hanya sesekali kutahu kabarmu
Dan dari dua tahun lebih itu…
Kau telah ajarkanku banyak hal…
Tanpa kau sadari…
Seperti dalamnya cintaku yang tak pernah kau mengerti….
Seperti kerinduanku yang mungkin tak berujung
Mungkinkah kau kan berbesar hati
Telah dijadikan cinta pertama bagi seorang wanita
Cinta pertama yang mengajarkanku belajar menjadi pujangga
Yang menarikan pena nya bersama tangis perih…..
selama bertahun-tahun….
Bukan sejam… sehari… seminggu… sebulan atau setahun…..
Subscribe to:
Posts (Atom)