Friday, November 17, 2006

HILANG.....

Terbang… jauh… dan hilang….
Kemanakah semua itu???
Akankah terkenang dalam waktu???

Semuanya telah pergi…
Tinggalkan sakit yang terdalam
Sakit… sakit… dan sakit….
Ia tak mampu ku lukiskan dengan kanvas ukuran apapun
Hanya secawan yang mampu diungkapkan oleh pujangga

Sungguh… gelab bintang yang ia tawarkan
Menyakitiku dengan sempurna
Hingga engganku memugar hati yang telah terkubur
dan menutup hati tuk pulihkan diri

Inginku....

Mengapa kau renggut bahagiaku dengan paksa
Hingga keindahan cinta yang tertanam
Hilang bersama kepergianmu

Awal dari semua ini masih terbaca
Dan akhirnya pun masih terukir jelas
Selembar tanya itu masih terhampar
Dengan kemungkinan yang beragam

Dihari yang tepat itu
Dirimu memungutku dalam hatimu
Dan meminta bebanku berbagi denganmu

Dihari yang tepat pula…
Sebatang kehancuran itu tak lagi terelakkan
Ingin ku jauhkanmu dr egoku
Ingin ku jauhkanmu dari jengkal tangisku
Namun aku belum mampu

Kusematkan doa untukmu
Jiwa yang tulus sakitiku
Raga yang meleburkan anganku
Semoga Tuhan menyadarkanmu
Akan jalan redup yang kau lalui
Akan sesal kelam yang kau sulam @mits2006

@rsd 2004

@RSD

Matahari menulis harap
Semenjak kita berpijak dalam satu jiwa
Mungkin ku bisa bunuh keangkuhanku
Namun…ku tak mampu membunuh cintaku

Dalam diam yang menhempasku
Ku pahami dirimu turut terluka
Bahkan mungkin sangat terluka
Karena jalan itu lebih penting daripadaku

Raih mimpimu… tinggalkan aku
Walau cinta kita harus ditelantarkan
Walau dahsyatnya perih sudah menanti kita
Dan hujaman air mata kan menghiasinya

"lum nemu judul"

Dalam redupnya hati
Tak ada lagi selembar tangis
Tak ada lagi secuil tawa
Yang melekat hanya pekat

Buaian malam tak lagi bersahabat
Senyuman pagi tak lagi tunjukkan manjanya
Yang terasa hanya hampa dan hampa

Mampukah kusekat semua bentuk perasaan
Yang telah mengakar dalam dinding hati
Sementara mimpi yang terlukis
Telah terkoyak di penghujung rindu kita

Mampukah kutepikanmu
Jiwa yang bertahta dalam kabut jiwa
Jiwa yang menaungiku dengan asa yang keruh
Jiwa yang mebuatku tertatih dalam kepedihan

Di sisa ketegaran ini…
Tak kan kubiarkan
Sang jiwa tanpa mata menatap dunia

Dia...

Dia… begitu beda…. Beda… banget…..
Sinarnya begitu nyaman… begitu teduh…
Hingga kekaguman ini terlahir
Apakah dengannya kan kusempurnakan iman???

Pesonanya mengalunkanku dalam syair pujangga yunani
Kesederhanaanya memukau setiap mata yang menatap
Kebijakannya menentramkan hati yang terkoyak
Dan kedewasaannya menjadikannya layak menjadi penopang

Dalam diam ku perhatikanmu
Dalam diam pula hatiku berkata
“apakah sisi batin kita berpijak dalam getaran yang sama” 

Thursday, November 16, 2006

My Room... 16/11/06

Setahun berlalu perih itu masih terasa
Entah mengapa dirimu masih nyaman dihatiku
Padahal aku enggan penjarakanmu dalam jiwaku
Dan aku nggak mau sekarat lebih lama

Kini dirimu datang lagi dihidupku…
Dengan luka-luka yang masih basah
Dan berharap ku mau teduhkanmu
seperti setahun yang lalu….

Haruskah ku gapai lagi???
Hadirku yang tak kau akui???
Lupakanmu bukan hal yang mudah
Jauh darimu bukan hal yang menyenangkan
Look at me boy…. Lukaku belum kering benar

Maafkan aku…
Meski kamu masih disini…
Namun ku belum bisa… lanjutkan cerita itu
Karena aku dah paham gimana kamu
Aku tak ingin perih itu semakin menjalar…
Dan ketika kau sembuh… justru aku yang lebih sekarat

Maafkan aku…
Meski bayangmu masih belum tergantikan yang lain
Aku ingin bahagia walau tanpamu
Jauhku bukan karena hasratku
Hanya saja… dirimu terlalu perih untuk kumiliki

Aku tak ingin menjadi karang dilaut
Yang bisa dihempas ombak semaunya
Yang selamanya diam walau ingin berontak
Namun aku bisa menjadi pasir
Yang setia kemana ombak membawaku pergi
@The Lost Boy




masih disini

Dalam lingkaran waktu yang berputar
Sejenak kita terdiam
Ketika berpijak dalam keheningan hati
Ketika tudung jiwaku bernyanyi
Hentikanlah bayangmu yang mendawaiku
Laraskan batin tuk menjauh

Kumasih disini…
Mencoba menyekat sempitnya asa
Tanpa lelah diri untuk berharap
Agar hadirmu tak lagi menjamah hidupku
Walau hanya sejenak berpaling melihatku

Biarkan ku pergi
Agar ku sanggup meretaskan asaku
Hingga tawa itu mengalir meski terluka
Hingga perihku beranjak tanpa kuminta

Biarkan ku lupakanmu
Agar rindu tak lagi terapung dalam keterasingan
Agar pahit ini tak lagi mengatubkan asa yang lain
Dan tangkai langit disini tak lagi mencucurkan perih